BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kualitas
suatu bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting
untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, terbuka dan demokratis. Depdiknas
telah sering dan sedang berupaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
bidang studi biologi. Usaha tersebut diantaranya adalah pembaharuan dan
perubahan kurikulum. Peningkatan mutu guru melalui pelatihan-pelatihan guru,
pengadaan bahan belajar dan peningkatan fasilitas belajar mengajar disekolah
serta menciptakan metode pengajaran baru.
Kemajuan
suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Oleh
karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan nasional. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan
dapat mengangkat harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu
semua, pendidikan harus bersifat adaptif terhadap perubahan zaman. Menurut
Nurhadi dan Sandik(2003) dalam konteks pembaharuan pendidik ada 3 isu utama
yang perlu disoroti yaitu :
1. Pembaharuan kurikulum-kurikulum pendidikan
harus komprehensif dan responsif
terhadap dinamika sosial, releven, tidak tumpang tindih dan mampu
mengakomodasi beragaman dan kemajuan teknologi.
2. Peningkatan kualitas pembelajaran dalam
rangka penigkatan kualitas hasil pendidikan.
3. Evektivitas metode pembelajaran yang
memberdayakan potensi siswa.
Secara umum tujuan pendidikan adalah membentuk manusia
secara utuh, baik pembentukan jasmani maupun pembentukan rohaninya. Aspek
jasmani tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani manusia.
Selama ini,
metode pembelajaran yang sering diterapkan pada peserta didik adalah metode
ceramah yang berasal dari satu arah yaitu dari guru. Dampak yang timbul dari
penerapan ini secara terus menerus adalah kurangnya keterampilan dan
kreatifitas siswa terhadap fenomena alam sebagai akibat pemahaman yang
terbatas. Dengan demikian, penerapan metode seperti ini tidak banyak memberikan
kontribusi yang cukup dalam meransang daya serap belajar siswa khususnya pada mata pelajaran biologi
serta akan berimplikasi pada kecenderungan menurunnya prestasi belajar siswa.
Tabel 1.1. Nilai rata-rata
ujian semester 1 mata pelajaran biologi kelas X MA NW Sengkol Mantang Tahun
Pelajaran 2009/2010.
No
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
Nilai Rata-rata
|
Standar Ketuntasan
|
Siswa yang Tuntas
|
Ketuntasan Klasikal
|
|
Jumlah
|
Persentase %
|
||||||
1
|
XA
|
20
|
55
|
60
|
10
|
50
|
Belum Tuntas
|
2
|
XB
|
19
|
54
|
11
|
57,9
|
Belum Tuntas
|
|
∑
|
|
39
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
54,5
|
|
|
53,95
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari data
di atas diketahui bahwa nilai rata-rata ujian semester 1 kelas X MA NW
Darussalimin Sengkol Mantang mata pelajaran biologi belum mencapai ketuntasan
klasikal. Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu apabila siswa tersebut
mendapat nilai ≥ 60 dan siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila 75%
siswa memperoleh nilai ≥ 60. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan
kurang tepat. Contextual Teaching and Learning dipromosikan menjadi
alternatif pendekatan belajar yang baru. Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah konsep pembelajaran siswa
yang diajarkan dengan “pengalaman” bukan “menghafal”. Pada dasarnya penerapan
strategi Contextual Teaching and Learning
dapat dijalankan tanpa mengubah kurikulum yang sudah ada. Dalam konsep Contextual Teaching and Learning siswa
mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dan kondisi lingkungan dalam
kehidupannya sehari-hari. Metode seperti ini akan lebih terasa menarik dan
terasa lebih potensial dalam meningkatkan pemahaman karena memungkinkan siswa
untuk memperkuat, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan akademik serta
keterampilan pada berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah maupun luar
sekolah.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah
sebuah pendekatan pembelajaran dan mengajarkan yang relatif baru, dan akan
diperkenalkan pada siswa di MA NW Darussalimin Sengkol Mantang. Metode ini
belum diketahui secara pasti tingkat efektivitasnya dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Dengan demikian diperlukan uji joba penerapan pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan belajar berbasis masalah dalam meningkatkan
aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa kelas X di MA NW Darussalimin
Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
1.2
Rumusan Masalah
Menurut Suharsimi (2002) rumusan masalah merupakan
pernyataan yang dituangkan dalam bentuk penjelasan singkat mengenai masalah
yang akan di teliti, sehingga mudah ditafsirkan oleh pembaca maksud dari
peneliti.
Adapun rumusan masalah yang sesuai dengan latar
belakang di atas yaitu Apakah Penerapan
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan belajar berbasis masalah dapat
meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa Kelas X di MA NW
Sengkol Mantang Tahun pelajaran 2009/2010.
1.3
Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Penerapan
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan belajar berbasis masalah dalam
meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa Kelas X di MA NW
Sengkol Mantang Tahun pelajaran 2009/2010.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu
:
1.4.1.
Manfaat
secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang penerapan pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan belajar berbasis masalah dalam meningkatkan
aktivitas bertanya dan hasil belajar di
MA NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2009/2010.
1.4.2.
Manfaat secara praktis
1.4.2.1.
Bagi Guru; akan dapat memperkaya pilihan strategi
pengajarannya dan dapat menjadi alternatif yang dapat membantu mengatasi
kesulitan guru dalam mengajarkan konsep-konsep Biologi sekaligus menjadi bahan
pertimbangan dalam meningkatan kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah.
1.4.2.2.
Bagi Siswa; mampu membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
berlatih mengenal diri sendiri, berlatih mengumpulkan, menganalisa, mensentesis
informasi dan data dari berbagai sumber.
1.4.2.3.
Bagi Peneliti; mendapatkan pengetahuan, memperkaya
wawasan strategi pembelajaran berikut prakteknya di lapangan yang berguna bagi
pilihan profesi peneliti di masa yang akan datang.
1.4.2.4.
Bagi Sekolah; mengembangkan khazanah penerapan
pembelajaran Biologi sebagai upaya menyediakan pilihan-pilihan penerapan yang
berdampak positif bagi upaya peningkatan pendidikan.
1.5
Definisi operasional
Agar tidak
terjadi kekeliruan dalam menaafsirkan istilah – istilah yang terdapat dalam
skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan
Belajar Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Aktivitas Bertanya dan Hasil
Belajar Siswa di MA NW Darussalihin Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2009/2010”,
maka perlu dijelaskan istilah – istilah yang dianggap penting yaitu sebagai
berikut :
1.5.1
Penerapan Pembelajaran kontekstual
Penerapan pembelajaran kontekstual adalah konsep yang
membantu guru mata pelajaran biologi dalam mengaitkan materi konsep yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk mengaitkan
materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga siswa mampu membuat
hubungan antara pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya
dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan mayarakat (Muslich dan
Masnur, 2007). Di sisi lain Nurhadi, dkk. (2003), pembelajaran kontekstual
adalah suatu proses pembelajaran yang bertujuan membantu siswa melihat makna
dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan
konteks kehidupan mereka sehari – hari, yaitu dengan konteks lingkungan
pribadinya, sosial, dan kebudayaannya
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran kontekstual
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi pelajaran dengan
situasi dunia nyata sehingga siswa tidak hanya mendapatkan materinya saja dalam
pembelajaran tersebut tetapi siswa juga akan bisa berfikir agar dapat
menerapkan materi pelajaran yang telah di pelajari dalam kehidupan sehari –
hari dan dalam kehidupan yang nyata khususnya pada mata pelajaran Biologi di MA
NW Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2009/2010.
1.5.2
Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Nurhadi dkk, (2003) bahwa pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa
untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang ciri utamanya
meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar
disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya atau hasil
peraga (Margono, 2007).
Jadi berdasarkan pendapat di atas pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan dunia
nyata untuk belajar berfikir kritis, disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama
dan menghasilkan karya yang diterapkan pada siswa kelas X MA NW Sengkol Mantang
tahun pelajaran 2009/2010
1.5.3
Aktivitas Bertanya
Menurut Hamalik (2005) aktivitas bertanya merupakan
kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran atau keinginan berbuat dan
belajar sendiri didalam kelas. Aktivitas bertanya adalah suatu strategi yang
digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasikan
gagasan-gagasan (Segala, 2003).
Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan
aktivitas bertanya adalah suatu prosedur kegiatan yang dilakukan pada siswa
kelas X MA NW Sengkol Mantang tahun pelajaran 2009/2010 untuk mengkomunikasikan
secara aktif gagasan-gagasan tentang bahan pelajaran biologi.
1.5.4
Hasil Belajar
Menurut Djamarah (2005), hasil belajar adalah
penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di
sekolah, menyangkut pengetahuan, kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan
setelah penilaian. Hasil belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya dalam intraksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang
dimaksudkan dalam skripsi ini adalah perubahan yang dialami oleh siswa X MA NW
Sengkol Mantang tahun pelajaran 2009/2010 dalam berbagai hal setelah mendapat
pengalaman belajar yang dinyatakan dengan angka setelah dilakukan dengan
penilaian melalui evaluasi.
1.6
Lingkup Penelitian
1.6.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA NW Sengkol Mantang
Kelas X Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
1.6.2.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MA NW
Sengkol Mantang Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
1.6.3.
Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah penerapan pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan belajar berbasis masalah dalam meningkatkan
aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa kelas X di MA NW Darussalimin Sengkol Mantang Tahun Pelajaran
2009/2010.